Pages

Sabtu, 15 Agustus 2020

Jiwa Entrepreneur Seorang Pendidik

 

Kita harus berhenti berpikir untuk diri sendiri dan mulai berpikir mengenai apa yang terbaik untuk sesama” (Hillary Clinton)

 

Wah semakin asyik rasanya mengikuti pelatihan belajar menulis di grup Whatsapp bersama OmaJay dan kawan-kawan. Narasumber yang dihadirkan selalu menginspirasi dan memotivasi. Kali ini kami peserta gelombang 15 diperkenalkan dengan sosok ibu yang beda daripada yang lain. Kenapa saya katakan beda? Iya, karena beliau adalah seorang entrepreneur yang beperan sebagai pendidik dan mencintai dunia pendidikan. Ibu Betti, begitulah beliau disapa sangat gigih memperjuangkan hak pendidikan bagi anak-anak. Kepala sekolah TK insan Kamil ini sekaligus pemilik lembaga KB-TK dan SD menceritakan pengalamannya sejak kecil yang memiliki jiwa entrepreneur hingga sukses mendirikan sekolah.

 

Terasah Sejak Kecil

Tidak ada sesuatu pun yang instan di dunia ini. Semua memerlukan proses. Tidak ada hal yang besar dengan tiba-tiba. Sesuatu yang besar pastilah berawal dari yang kecil. Ibarat mendaki gunung, tentu dimulai dari bawah hingga akhirnya sampailah di puncak tertinggi. Seperti itulah ibu Betty, jiwa enterpreuner yang beliau miliki sudah ada sejak kecil.

Kebetulan saat kecil, ibu beliau suka membuat kue dan beliau senang menawarkan kue olehan ibunya ke toko-toko terdekat untuk dijual. Misalnya, ketika kecil beliau tinggal di cempaka putih, jakarta maka kue ibunya dititipkan di toko-toko pasar cempaka putih. Hal itu terus berlanjut hingga beliau menginjak masa remaja dan pindah ke bekasi. Beliau saat itu sekolah di SMA 1 Bekasi dan kue olahan ibunya juga dititipkan di koperasi sekolah.

Namanya anak remaja yang masih tinggi gengsi maka beliau datang lebih awal untuk mengantar kue buatan ibunya ke koperasi sekolah. Dengan niatan agar teman-teman beliau tidak tahu bahwa kue dikoperasi itu adalah buatan ibunya. Yah maklumlah, karena beliau merupakan siswi yang aktif disekolah sehingga sedikit jaga image .

Jiwa dagang itu terus beliau geluti hingga kuliah dan akhirnya ibu beliau memiliki usaha catering sendiri. Dengan usaha tersebut membawa beliau berlangganan dengan beberapa kantor dan pabrik yang menjadikan usaha ibunya semakin sukses. Proses perjalanan tersebut beliau jalani dengan suka cita dan ternyata hal itu menjadi bekal beliau menapaki kehidupan selanjutnya.

 

Kembalinya si Entrepreneur

Ibu Betti melanjutkan ceritanya bahwa setelah menikah, usaha catering keluarganya ditutup. Mungkin karena usia ibu beliau yang tak lagi muda sehingga lebih cepat lelah ketika melakukan berbagai aktivitas. Saat itulah ibu Betti tak lagi bergelut di dunia usaha dan pada akhirnya setelah lulus kuliah, beliau mulai menjadi pengajar di sekolah milik  orang lain. Jadi beliau hanyalah berperan sebagai guru.
Tetapi hal itu tak berlangsung terus menerus karena jiwa yang sudah berakar sebagai entrepreneur tak akan mudah hilang begitu saja. Kemudian pada tahun 1996, jiwa entrepreneur itu terpanggil tanpa harus meninggalkan perannya sebagai pendidik. Beliau mulai membuat kursus, menjadi seorang pengelola pusat kursus yang kebetulan mempunyai 24 pusat kursus di bekasi.
Selanjutnya pada tahun 2003, beliau mulai merintis mengelola sekolah TK dan SD Insan Kamil yang kebetulan milik sendiri dan berada di Bantar Gebang Bekasi. Selagi mengelola sekolah tersebut, beliau masih aktif bekerja sama dengan Mal di bekasi, yaitu Metropolitan Mall. Dari tahun 1996 sampai tahun 2007 sering mengadakan lomba di mal tanpa harus mengeluarkan biaya untuk pengadaan tempat. Lomba-lomba yang diadakan di mal itu lebih ke entertain untuk membuat anak-anak dan orangtuanya senang
Beliau terus melebarkan sayap dengan bekerja sama dengan pihak-pihak yang mau membuat pusat kursus lalu beliau melatih pengajarnya sehingga mereka wajib memakai buku yang telah disiapkan oleh beliau. Jadi beliau menjual buku di pusat-pusat kursus untuk membantu operasional sekolah yang sedang dirintis. Puji syukur kepada Allah SWT, pada tahun 2009 sekolah tingkat SD yang dirintis beliau sudah memperoleh dana bos , jadi untuk SD sudah sangat terbantu dana operasionalnya.
Jadi dari kegiatan pusat kursus dan lomba yang diadakan di mall, timbullah bisnis baru yaitu jualan piala. Tidak lupa juga beliau bekerjasama dengan makanan siap saji, sehingga dari kerjasama itu juga diperoleh keuntungan. Jadi dana untuk piala serta makan sudah dimasukkan ke biaya pendaftaran. Wow amazing…

 

Awal Mula Insan kamil

Dari salah satu cabang yang 24 pusat kursus yang beliau jalani, ada teman yang ingin sekali membuat sekolah TK tetapi sekedar ingin dan kebetulan Ibu Betti memiliki yayasannya namun belum berani membuat TKnya karena berbagai pikiran yang masih menghantuinya. Masih takut gagal, tak punya modal, dan berbagai pikiran penghalang yang lainnya. Akhirnya beliau bekerja sama dengan salah satu pengelola pusat kursus tersebut. Mereka memulai dengan mengontrak sebuah rumah. Lalu membuat buku materi untuk sekolah TK tersebut. Buku yang memuat tentang mengenal tarik garis, mengenal angka, mengenal huruf dan sebagainya. Tak terlupa program andalan di sekolah tersebut adalah aritmatika dan hafalan surat pendek.
Tapi mengelolah sekolah itu tidak seperti jualan batik, seperti usaha teman beliau sebelumnya. Ternyata mengelolah sekolah lebih banyak ruginya secara finansial. Memang jika mau berhitung untung rugi tentu harus berpikir seribu kali untuk mendirikan sekolah sehingga teman yang diajak bekerjasama tersebut hanya bertahan selama tiga bulan. Namun saat ini, TK Insan Kamil sudah berjalan baik dengan kerjasama dari tim pengajar yang sangat mendukung. Jadi beliau sudah tidak perlu lagi dominan dalam mengatur sekolah tersebut.
Jadi SeKolah KB- TK dan SD Insan Kamil sekarang sudah dikelola anak-anak beliau , dan saat ini beliau menikmati masa tuanya dengan membuka kedai di samping rumahnya. Tempat kumpulnya para guru atau siapa aja yg mau berkumpul bercerita atau berliterasi.

 

Pengalaman sebagai Best Practice

Proses panjang masa lalu seorang ibu Betti sebagai pendidik dan entrepreneur membawa beliau menghasilkan sebuah karya yang dilirik. Saat itu beliau mengikuti lomba kepala sekolah berprestasi. Beliau memulai dari lomba tingkat kecamatan. Jadi setiap sekolah diwajibkan ikut lomba tersebut. Dari lomba tingkat kecamatan itu, beliau menjadi juara pertama. Kemudian dilanjutkan lagi ke tingkat kota, dan ternyata dari 12 kecamatan yang ikut serta, beliau kembali lagi sebagai juara pertama. Pada lomba tersebut ada test yang harus diikuti, seperti test tertulis, psikotest, tes bahasa inggris, sampai pada presentasi dari best practice masing-masing peserta lomba. Selain itu peserta juga harus mengumpulkan sertifikat, kegiatan dan hasil karya lainnya.
Proses hidup yang telah dilalui beliau menghasilkan banyak karya. Buku-buku yang telah ditulis beliau tentang aritmatika mencapai 30 buku. Lumayan untuk penilaian dalam lomba tersebut. Buku itu mendapatkan poin tinggi dalam penilaian. Hal itulah yang membawa beliau sebagai juara pertama tingkat kabupaten di kota bekasi dan sebagai juara harapan di tingkat provinsi Jawa Barat.

 

Kegemilangan Sang Entrepreneur


Layaknya batu pertama yang jika diasah terus menerus maka akhirnya akan menjadi berlian yang indah dan bernilai maka demikian jugalah dengan sosok ibu Betti sang entrepreneur. Jiwa entrepreneur beliau sudah terasah sejak kecil, remaja hingga saat beliau sudah menjadi seorang guru. Tak bisa diragukan lagi tentang ilmu entrepreneur beliau yang semakin gemilang.
Ibu Betti bercerita bahwa saat ini mulai tertarik kembali dengan dunia usaha kuliner. Beliau mulai mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kuliner. Selain beliau memiliki sertifikasi pendidik sebagai seorang guru, beliau juga sudah memiliki sertifikat sertifikasi wirausaha sebagai entrepreneur. Beliau mulai mematenkan merk lewat HaKI, mulai meng " halal " kan produk dan mulai meng " pirt " kan produk. Dalam mematenkan merk, harus lewat Dinas Koperasi, yang sebelumnya harus memiliki ijin domisili usaha yang pengurusannya ke RT, RW, dan kelurahan. 

 

Pesan, Kiat, Tips, dan Trik ala Bu Betti sang Entrepreneur

Setelah beliau bercerita panjang lebar tentang pengalaman hidup, akhirnya tibalah beliau memberikan wejangan yang menjadi jawaban atas pertanyaan dari peserta gelombang 15 di grup belajar menulis. Berikut adalah wejangan beliau:

1. Jika ada niatan hendak menjalankan bisnis maka harus segera dimulai. Jika tidak dimulai, bagaimana orang bisa mengenal kita. Sebisanya juga kita menjadi orang yang menonjol di suatu perkumpulan agar kita lebih dikenal. Tentu dalam hal ini adalah menonjol dalam hal kebaikan.


2. Seorang kepala sekolah, harus memberi contoh yang baik bagi anak buahnya dan tegurlah mereka dengan sopan jika melakukan kesalahan. Apalagi dengan anak buah yang usianya lebih senior agar tidak ada yang tersinggung. 


3. Motivasi awal ibu Betti mendirikan sekolah yg bagus dengan biaya terjangkau untuk anak-anak kurang mampu adalah karena beliau sedih tidak dapat menyekolahkan anaknya di sekolah bagus sedangkan beliau adalah seorang guru. Dulu anak pertama beliau pernah test di sekolah yang bagus tapi tidak diterima karena gaji suami beliau yang kecil . Karena beliau dan suaminya sama-sama guru. Sedih sekali saat itu dan akhirnya memotivasi dan bertekad untuk mendirikan sekolah, yang siapa saja yang mau sekolah. Anak dari kalangan mampu maka bayar normal dan anak yang tidak mampu bisa bayar semampunya sedangkan biaya gratis bagi anak yatim.


4. Resep usaha dan doa agar bisa berhasil dalam setiap usaha adalah menikmati segala yang terjadi. Jadi kalau mau melakukan sesuatu, beliau selalu berdoa, “Ya Allah jika engkau ridho dengan yang aku lakukan maka permudahlah. Jika itu sulit buat ku dan engkau tidak ridho, maka persulitlah”. Jadi apapun yang beliau lakukan tidak pernah berharap berhasil . itu saja doa yang beliau selalu panjatkan. Jadi beliau selalu menikmati apa yg beliau lakukan. Jika sulit, berarti itu sinyal Allah tidak ridho dengan pekerjaan itu.


5. Tips membangun komunikasi atau relasi bisnis yang baik agar menguntungkan adalah kita harus bisa membaca lawan bicara kita dulu. Biasanya beliau lebih manut atau nurut diawal kenal. Jadi kita jangan meninggikan diri dulu. Kalau lawan bicara kita meninggi baru kita keluarkan juga kesombongan kita. Barula kita pamer juga.


6. Kiat- kiat menjadi Guru Entrepreneur yg sukses adalah berani mencoba dan pantang menyerah. Gunakan peluang setiap ada kesempatan. Karena kesempatan itu belum tentu terulang kembali.


7. Tips yang bisa ibu Betti berikan terkait apa yang telah beliau lakukan dalam merintis semua usaha adalah lakukanlah sesuatu, karena kalau kita melakukan sesuatu yang baik, disitu Allah juga sudah siap menolong kita.

8. Selagi kita bisa berkarya, berkiprah, lakukanlah. Kalau itu memang bagus, hati kecil kita tak mungkin mengingkarinya. lakukanlah apa yang bisa dilakukan . Yang penting kegiatan itu positif dan tidak merugikan orang lain.

24 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima Kasih Pak Susanto atas atensinya.
      Terima kasih telah mampir.
      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Pak Bahrudin telah mampir.
      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  3. Hanya satu kata untuk penulisan resume ini"amazing".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amazingnya sampai 3 kali lho bu Hayati😍
      Terima kasih banyak bu🙏
      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  4. Hanya satu kata untuk penulisan resume ini"amazing".

    BalasHapus
  5. Hanya satu kata untuk penulisan resume ini"amazing".

    BalasHapus
  6. Mantap resumenya Bu Marna, tampilannya jg oke (rapih). Ke blog nya dari notepad Bu? Terus menyatukan bbrp g ambar di buat PPT dulu? Maaf bnyk nanya..mo belajar🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar banget bunda. Dari notepad➡️Blog
      Menyatukannya hanya di word(digruping) bun➡️klik kanan untuk di save.
      Seperti itu bunda. Terima kasih telah mampir bun.
      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
    2. Makasih, jazakillah Bu ilmunya...ini sy emak2 gaptek, mo nenek malah, tp pingin belajar..🙏🙂

      Hapus
    3. Waiyyaki🙏
      Masya Allah bun sangat menginspirasi semangatnya bun.
      Saya jadi malu, malasnya kadang melanda🙈

      Hapus
  7. Sangat bagus Bu, Mantap. Salam literasi. Nama kita hampir sama ya... dan sama-sama dari Kalsel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bu Mernawati. Awal meliat list daftar hadir, Takirain saya yang salah ketik nama di link absen. Tenyata🙊 memang ada kembaran.
      Surprise lho bu, ada nama yang hampir sama🥰
      Salam kenal bu.
      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  8. Cara menulis nya menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu Imas atas atensinya.

      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  9. Bagus sekali resume nya bu.. point by point nya jelas dan menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bunda Donna atas atensinya.

      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  10. Balasan
    1. Terima kasih bu Melati telah mampir di blog sederhana ini.

      🤝📖Salam Literasi

      Hapus