Pages

Selasa, 25 Agustus 2020

Bersiaplah Menghadapi Kegagalan

 

“Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan semangat.’’ (Abraham Lincoln)


Teringat dengan kisah perjuangan Rasulullah saw yang diceritakan di buku Sirah Nabawiyah dimana Rasulullah sangat akrab dengan masa-masa sulit. Sejak kecil ditinggal mati oleh kedua orang tuanya bahkan tak pernah melihat secara langsung sosok ayahnya sendiri. Awal dakwah beliau pun selalu ditentang dan seringkali dicemooh bahkan dilempari batu sampai berdarah-darah. Dalam peperangan dakwah juga pernah kalah. Tetapi semua itu adalah bagian dari proses belajar untuk meniti jalan menjadi orang besar sehingga menjadi contoh teladan bagi umatnya.

Pertemuan di pelatihan WAG Belajar Menulis kali ini, sang narasumber banyak membahas tentang kegagalan dan kekecewaan. Namun kegagalan dan kekecawaan yang beliau kisahkan dijadikan cambuk untuk meraih kesuksesan. Beliau memberikan motivasi agar berprestasi, memantik para peserta agar semangat berapi-api.

Tapi siapa sih narasumbernya? Memberi motivasi berprestasi berarti bukanlah orang sembarangan. Yuk,,, kita kenalan dan mencerna setiap perjalanan hidupnya.


✋Perkenalkan!

Nama lengkapnya Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd. Akrab disapa dengan Pak Sigit. Beliau bertugas sebagai guru PNS di SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia.

Lahir di Sleman, 20 Nopember 1976 dari pasangan Bapak Giyono SW dan Ibu Waginem. Kedua orang tuanya adalah pensinan guru SD. Masa kecil tinggal di Ngawen, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Semua saudaranya berprofesi guru kecuali si bungsu berkarir sebagai penulis.

Pendidikan dimulai di TK Ngawen Trihanggo tahun 1981-1983. Pendidikan dasar dilanjutkan di SD Negeri Jambon II, Trihanggo, Sleman pada tahun 1983-1989. Kemudian melanjutkan di bangku SMP Negeri 5 Yogyakarta pada tahun 1989-1992. Pendidikan Menengah penyelesaian di SMU Negeri 1 Sleman jurusan IPA pada tahun 1992-1995. Pendidikan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 1995 – 2002 di Fakultas FMIPA jurusan Pendidikan Fisika. Melanjutkan S2 di Program Pascasarjana UNY jurusan Teknologi Pembelajaran dari tahun 2003-2006.

Pada tahun 2006 menikah dengan Dwi Riastuti, M.Pd dan kini telah dikaruniai dua orang anak yaitu, Muhammad Yunus Baskara dan Galuh Ray Rannaa.


😢Kekecewaan Mula Perjuangan

Masa sekolah adalah awal perjuangan seorang pak Sigit. Saat itu ketika beliau mengenyam bangku pendidikan di SD Negeri Jambon II. Menjadi juara pertama saat itu untuk nilai raport namun tidak pernah dianggap. Karena seiap lomba akademik yang diadakan di sekolah, beliau tidak pernah diikutkan. Apalagi ketika beliau sudah ada di bangku SMP, justru sangat susah untuk ikut serta dalam perlombaan. Karena di kelas beliau hanya bisa mencapai peringkat 39, 41, atau 35 dari 44 siswa, itupun di sekolah ada 10 kelas yang menjadi saingan. Di SMA apalagi sudah jauh dari harapan untuk bisa ikut serta lomba. Beliau merasa sudah jauh dari prestasi.

Hal tersebut terus berlanjut saat kuliah S1 di UNY, beliau hampir drop out dan lulus dalam masa 7 tahun. karena saat menempuh kuliah S1 beliau ikut organisasi kemahasiswaan sampai senat fakultas, kemudian mempunyai usaha sablon dan juga rental komputer serta mengajar di beberapa sekolah walaupun belum selesai kuliah.

Dibalik kekecewaan dan kegagalan tersebut, ada sosok malaikat yang sangat berpengaruh pada perkembangan mental sepiritual beliau. Dialah ibu, sang malaikat yang selalu menguatkan dan memberi nasehat. Nasehat yang terus  terngiang dari beliau adalah kegagalan akan dilihat saat ini saja jika suatu saat kamu berhasil kegagalan masa lalu tidak akan dilihat oleh orang lain.

Ibu bagi pak Sigit adalah "guru sebenarnya ", sosok ibu mendidik dengan tulus dari saat kita lahir, tidak tau apa-apa, kemudian didiik pelan-pelan, mengajari kita banyak hal, dan menyayangi kita sepanjang waktu. Ibu adalah orang yang selalu ada ketika kita butuh, ketika kita jatuh maka belau yang membangunkan, ketika kita berdiri tegak beliau yang mendorong, ketika kesombongan muncul beliau yang selalu mengingatkan. Ibu adalah kunci utama kesuksesan setiap orang.


🔑PNS Pembuka Akses

Tuhan punya alur cerita yang hambaNya tak mengetahui endingnya. Tuhan tidak akan membebani hambaNya di luar kemampuan sang hamba. Kekecewaan, kegagalan, dan rasa malu hilang saat beliau diterima menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di SMP Negeri 1 Wonosari tahun 2005. Dengan menjadi PNS membuka akses bagi Pak Sigit untuk bisa berprestasi.

Di sekolah tempatnya mengabdi sebagai abdi negaralah, semua ilmu dan juga pengalaman bisa beliau terapkan dengan maksimal dan kesempatan akhirnya datang menghampiri ketika ada kegiatan pemilihan simposium guru tingkat propinsi DIY tahun 2006. Saat itu semua guru diberi kesempatan, siapapun boleh ikut lomba asal punya karya yang sesuai dengan tupoksi lomba yang diikuti. Beliau mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut walupun masih CPNS saat itu, sementara peserta yang lainnya adalah guru-guru pengurus MGMP setiap mapel di DIY yang sudah senior.

Beliau tak melewatkan kesempatan itu. Pikirnya, kalah ya sudah, menang ya sudah, seperti motivasi sang ibu, "kalah cacak menang cacak". Karena keberhasilan akan didapat setelah mengikuti lomba berkali-kali. Dengan pengalaman yang sudah ada maka bisa diterapkan pada lomba berikutnya.


💪Jangan Menyerah

Menurut pepatah "kegagalah adalah keberhasilan yang tertunda”, maka pepatah itu yang senantiasa diterapkan Pak Sigit ketika mengikuti suatu ajang kompetisi. Bila kalah maka harus evaluasi dan instrospeksi diri. Salah satu kalimat pembangkit motivasi bagi beliau adalah “ketika saya kalah maka saya lebih menang dari teman-teman yang tidak ikut kompetisi”. Bagi beliau, meskipun kalah namun memiliki produksi PI/KI yang bisa dinilai sebagai angka kredit pada penilaian DUPAK sehingga setiap lomba yang diikutinya pasti akan serius menyiapkan karya. Setiap event lomba tentu karya yang dibuat akan berbeda maka itu akan membuat kita kaya akan karya, kaya akan konten, kaya akan karya tulis. Sehingga walaupun kalah, angka kredit tetap akan didapat, bisa naik pangkat, dan dapat tambahan uang untuk keluarga. Misalnya, kata beliau jika 7 kali gagal maka kita punya 7 produk media, 7 karya tulis. Meskipun kalah karya kita masih bisa bermanfaat untuk yang lainnya. 

Berikut adalah kegagalan yang beliau hadapi tanpa pantang menyerah, yaitu:

  1. Pada ajang NITC tahun 2009 gagal karena tulisan yang kurang bisa diterima oleh juri (kurang menggiit)
  2. Inobel 2009, karya media beliau termasuk bagus sekali namun kembali gagal karena tidak fokus dalam mempresentasikan karya. Beliau lebih banyak menceritakan siapa saya ... dan lain-lain. sehingga akhirnya tidak fokus pada media yang harusnya dipresentasikan.
  3. Tahun 2012 pada ajang ki hajar juga merasakan kepahitan yang sama karena presentasinya kalah dengan kompetitor.
  4. Pada tahun 2013 di ajang FIG juga kalah karena penelitian PTK hanya ada 1 siklus. Ternyata gaya selingkung yang salah
  5. Pada tahun 2013,  beliau baru merasakan sedikit manisnya perjuangan karena meraih juara 2 sebagai guru berprestasi tingkat kabupaten. Hanya sampai juara 2 karena masih perlu memperbanyak lagi portofolio.
  6. Tahun 2014 dan 2015 di ajang Mobile Edukasi beliau kembali mengalami kekalahan karena media dari kompetitor lebih baik.

Adanya gagal, gagal, gagal, dan gagal lagi menjadi cambuk untuk terus maju. Intinya jangan menyerah untuk bisa meraih kesuksesan.


🏆Dan Akhirnya Hero

Kalimat mutiara yang sampai saat ini dipegang adalah kalimat dari ibu beliau, "Kalah cacak menang cacak". Kalimat ini menjadi pelecut Pak Sigit untuk mengikuti berbagai event perlombaaan, artinya kalah maupun menang merupakan hal yang biasa. Dengan dukungan dari orang tua, dan juga dari istri dan anak-anak, setiap event lomba yang diikutinya pasti akan dilakukan dengan penuh perjuangan dan tidak disiapkan asal-asalan.

Setelah tahun 2015, prestasi nasional terasa mudah dicapainya karena perjuangan dan kegagalan dari masa-masa sebelumnya. Berikut adalah presetasi tertinggi bagi beliau. 

  • Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Gunung Kidul tahun 2015
  • Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Provinsi DIY Tahun 2015
  • Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015
  • Penerima Gubernur Anugrah DIY tahun 2015 atas prastasi sebagai Juara 1 Gupres TK Nasional.
  • Penerima Satya Lencara Bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 atas prestasi sebagai juara 1 guru berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015.
  • Menerima Penghargaan Kursus Singkat dari Australia Award Indonesia tahun 2016 di Melbourn dan Sydney.
  • Sebagai Salah Satu Peserta Literasi Tingkat Nasional 2017.
  • Duta Rumah Belajar Tk Nasional Th 2018 dan Duta Rumah Belajar Terinovatif Tahun 2018.
  • Penerima Anugrah Gubenur DIY tahun 2018 atas prestasi sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif Thn 2018.
  • Penerima Anugrah Alumni Berprestasi Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari UNY pada dies natalis UNY yang ke-56.
  • Duta Sains P4TKIPA tahun 2020


👀Peran Pola ATM

Pengalaman menjadi peserta di Simposium, membuatnya sudah belajar dari awal untuk ikut berkompetisi dengan para senior yang tentu sangat hebat dan sudah berpengalaman. Pengalaman dan ilmu yang mereka miliki, dicatatnya, dipelajarinya serta mencoba melakukan pola ATM. ATM yang dimaksud disini bukanlah mesin ATM untuk mengambil uang tunai, melainkan kepanjangan dari “Amati, Tiru, Modifikasi”.


Jadi untuk bisa menjadi orang yang berprestasi maka yang dibutuhkan adalah, (1) Belajar sejak dini dengan orang-orang hebat, (2) Pelajari ilmu dari orang-orang hebat tersebut dengan model ATM (amati tiru modifikasi).

Model ATM ini bisa diterapkan dimanapun tempat dan keberadaan kita untuk berprestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan kita masing-masing.  Bagi penulis maka untuk bisa menghasilkan buku yang hebat dekatlah dengan para penulis. Bagi para programer agar bisa hebat maka belajarlah dari para programer lewat hasil karya mereka. dan lain sebagainnya. Tentu ini sangat penting bagi bapak/ibu guru untuk mengetahui karakter diri sendiri mau jadi seperti apa dan tentukan target dan startegi yang tepat.


📣Tips Mengikuti Ajang Kompetisi

Dari pengalaman yang telah dilewatinya maka beliau memberi tips "ketika akan mengikuti ajang kompetisi". Tips tersebut adalah:

  1. Memiliki karya yang unggul, 
  2. Karya tulis ilmiah sesuai dengan gaya selingkungnya. Gaya selingkung adalah aturan tertulis yang disampaikan oleh penilitia lomba, bisa karya meida, bisa buku, bisa karya tulisnya dll intinya aturan setiap lomba harus di pahami dari petunjuk teknis lomba.
  3. File Presentasi yang baik, 
  4. Kesiapan mental saat presentasi, 
  5. Fokus presentasi pada isi naskah dan tidak boleh melantur,
  6. Mempersipkan rekam jejak atau portofolio (Untuk ajang lomba guru berprestasi).

Bagi yang ingin mengikuti ajang guru berpestasi tingkat nasional, silakan baca tips untuk menjadi guru berprestasi tingkat nasional di web milik pak Sigit. (disini http://ciget.info/?p=1438)


“kegagalan akan dilihat saat ini saja. Jika suatu saat kamu berhasil maka kegagalan masa lalu tidak akan dilihat oleh orang lain.” ( Bu Waginem, Ibunda Pak Sigit Suryono)

11 komentar:

  1. luar biasa motivasi dari pak Sigit, dan ini dituliskan dengan gaya bahasa yang enak sekali bacanya. salut!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suatu kehormatan telah dikomentari OmJay. Terima kasih OmJay. Sehat selalu.

      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  2. Konten adalah tanggung jawab penulis. Tetapi, tata tulis dan bahasa tuturan menurut saya sangat tertata. Saya ingin belaj seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak Rame bila Pak D Santo tidak mampir.
      Terima kasih koreksiannya. Sehat terus dan selalu menginspirasi.

      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  3. Semakin melejit tulisannya bu Marna, semangat terus untuk menulis bu Marna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Erike. Saya malah senang dengan gaya tulis mba Erike.
      Siap, semangat.

      🤝📖Salam Literasi

      Hapus
  4. Selalu tertata dan menawan hatiz membuat selalu tertarik untuk membacanya. Mantap Bu, luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih saudara kembarku (kembar nama)😍
      Semoga saya bisa mengikuti semangat bu Merna.


      📖😍Salam Literasi

      Hapus
  5. Terima kasih pak Bahrudin. Kunjungan silaturahimnya memberi semangat.

    🤝📖Salam Literasi

    BalasHapus
  6. Subhanallah...Luar biasaaa...
    Sebuah tulisan yang lengkap dengan awal referensi shirohnabawiyah yang menyejukan apik dan enak dibaca..sukses sllu smg Allah memberkahi....👍👍👍😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Allaahumma aamiin ya Allah. Terima kasih atas atensinya.Semoga kisahnya bermanfaat dan menginspirasi bagi kita semua.

      🤝📖Salam Literasi

      Hapus