Pages

Selasa, 04 Agustus 2020

Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku oleh Ibu Kanjeng



Kisah Singkat Pengalaman Menerbitkan Buku

Ini kali pertama menyimak materi dengan lengkap di grup Belajar Menulis yang diprakarsai oleh Omjay, dkk. Tentu rasa syukur yang tak terhingga bisa mendapatkan ilmu gratis dari para pemateri yang sudah melanglang buana di dunia literasi. Pemateri di pertemuan perdana ini adalah sosok Kartini masa depan yang sangat menginspirasi melalui karya-karyanya. Beliau adalah ibu Sri Sugiastuti atau lebih akrab disapa ibu Kanjeng. Bisa dibilang bahwa ibu Kanjeng merupakan salah satu penulis yang berbakat dan sangat produktif. Hal tersebut terbukti dari berbagai hasil karyanya yang muncul tiap tahun. Bahkan di masa pandemi Covid 19 ini tak menggoyahkan beliau untuk tetap berkarya dan menebar ilmu. Karya yang dihasilkan ibu Kanjeng cukup beragam mulai dari kisah romansa, religi hingga kalimat-kalimat yang menginspirasi.

Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd terlahir pada tanggal 8 April 1961. Merasa terlambat belajar menulis. Beliau menghabiskan masa kecilnya di Jakarta sejak usia 1 tahun hingga lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS setelah lulus mengajar di Jakarta hingga tahun 1990. Cinta dan tanggungjawabnya pada keluarga membawanya  hijrah ke Solo sejak tahun 1990 hingga saat ini.

Kegiatan tulis menulis beliau Awali sejak SD, dimana beliau senang menulis buku kenangan, puisi, lagu-lagu yang hits di zaman beliau seperti lagu Koes Plus atau Pambers. Dari hal kecil semacam inilah beliau memulai kegiatan menulisnya dan sampai akhirnya dalam kurun waktu yang begitu lama bisa mewujudkan impian untuk menerbitkan buku. Pengalaman ini membuka mata kita bahwa segala sesuatu itu tidak datang serta merta tetapi semuanya melalui proses yang panjang.

Pada masa SMP, beliau hobi surat menyurat (korespondensi), mengumpulkan perangko dan uang kuno, serta senang membaca majalah bobo dan majalah gadis. Lalu ketika beliau di SMA juga beberapa kali mencoba menulis di majalah dinding. Selain aktivitas menulis saat itu, beliu juga lebih banyak menghabiskan waktu di berbagai kegiatan ekstrakurikuler sekolah, seperti pramuka dan pencinta alam. Begitupun ketika beliau mengenyam bangku kuliah pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pihak kampus, yakni mengikuti napak tilas rute Jenderal Sudirman dari Jogja menuju ke Wonogiri. Pengalaman itu sangat sangat menarik bagi beliau dan berharap untuk bisa dijadikan buku karena pengalaman itu mengajarkan beliau bagaimana merasakan perjuangan Akabri ketika mereka harus berjalan dengan membawa beban yang berat naik turun gunung menyusuri Jenderal Sudirman center.

Setelah lulus kuliah, beliau akhirnya mendaftar jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan diterima pada tahun 1985 sebagai guru. Penempatan pertama SK adalah di Jakarta. Empat tahun mengabdi sebagai PNS di Jakarta akhirnya hijrah ke Solo tahun 1990. Sampai saat itu belum juga bisa mewujudkan impian menerbitkan buku. Setelah beberapa tahun menjadi ibu rumah tangga, mengurus keluarga serta tetap menjadi guru yang biasa-biasa saja akhirnya mencoba tantangan untuk bisa kuliah lagi mengambil S2. Jadi setelah jeda kurang lebih 25 tahun Akhirnya beliau pun harus sekolah lagi mengambil S2.

Kuliah S2 dijalani beliau dari tahun 2007 sampai 2009. Perjalanan ini memberikan pengalaman baru bagi beliau. Karena melalui proses inilah, beliau berkenalan dengan internet (mbah google), sering ke toko buku dan tugas-tugas yang semua berhubungan dengan internet. Hal ini tentu memaksa beliau untu melek IT dan semua dijalaninya dari nol dengan penuh perjuangan. Tetapi perjuangan ini memberikan perubahan positif bagi beliau yang tadinya cuma guru biasa-biasa saja akhirnya menjadi guru yang bisa mengoperasikan IT dengan baik.

Tahun 2009 adalah tahun yang mungkin sangat berarti bagi beliau karena tahun itu adalah pembuka jalan bagi beliau untuk bisa menyusun buku dan menerbitkannya. Ketika itu beliau menghadiri rapat MGMP Bahasa Inggris dan mendapatkan satu tawaran yang sangat menarik dari teman guru yang meminta beliau untuk menyusun buku dan akan diterbitkan oleh salah satu penerbit. Buku itu berjudul seri pendalaman materi bahasa Inggris yang diperuntukkan siswa kelas 12 untuk persiapan ujian nasional. Setelah mengikuti berbagai diklat tentang literasi maka beliau pun mulai berani mengikuti lomba. Walaupun di tiap lomba tidak pernah meraih juara pertama tapi beliau pernah dinobatkan sebagai pemenang ketiga. Namun demikian, juara pertama sesungguhnya adalah orang-orang yang bisa melalui proses panjang perjalanan hidup untuk menghasilkan berbagai karya dan itulah yang ada pada sosok ibu Kanjeng. Teruslah menyebarkan virus Cinta Literasi ke hati para anak negeri agar ibu pertiwi tak bersusah hati. Salam Literasi…!!!

Tips Menulis ala Ibu Kanjeng

Berikut ini adalah cara atau langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang penulis:

  • Banyak membaca; Penulis membutuhkan ide atau gagasan, dan ide atau gagasan itu banyak kita dapatkan dari membaca.
  • Mencoba menulis; Tuliskan saja apa yang ingin Anda tuliskan, bahkan ketika Anda tidak punya ide sama sekali Anda pun bisa menulis cerita bahwa Anda sedang tidak punya ide. Menulis bisa melalui media apa saja, bisa Anda tulis di komputer Anda, buku harian Anda, ataupun di media sosial seperti facebook, dan juga blog. Semakin banyak kita menulis maka kita semakin mengasah kemampuan kita untuk menulis.
  • Mengirimkan tulisan ke media cetak.
  • Teruslah menulis; Jika naskah Anda ditolak atau sudah pernah diterbitkan, teruslah menulis. Kembangkan terus kemampuan Anda dan perbanyak karya-karya Anda.

Berikut adalah tips agar bisa disiplin menulis:

  • Buat kerangka tulisan Untuk penulis yang telah biasa menulis, biasanya kerangkanya hanya di dalam pikiran saja, tapi ada juga yang menuliskan kerangka tersebut. Hal ini perlu agar tulisan memiliki arah dan target.
  • Buat target Buat target kapan Anda akan menyelesaikan tulisan Anda. Jika perlu buat tabelnya berapa halaman per hari rencana Anda dan tuliskan faktanya atau pencapaiannya di sampingnya. Jika yang sering mengikuti lomba-lomba dengan dead line tertentu pasti sudah terbiasa.
  • Fokus Fokus pada target yang Anda buat, jangan tergoda oleh godaan-godaan yang membuat Anda menunda menyelesaikan tulisan Anda 
  • Reward & punishment Anda juga bisa memberi hadiah pada diri Anda sendiri jika bisa mencapai target atau melebihi target, dan Anda juga bisa memberi hukuman pada diri sendiri jika sebaliknya yang terjadi

Berikut langkah selanjutnya untuk mengirimkan naskah ke media massa:

  • Buat tulisan yang menarik Tentu tulisan Anda harus menarik, renyah, dan mudah dipahami agar media masa mau menerbitkan tulisan Anda.
  • Pilih tulisan yang sesuai temanya dengan waktu. Anda bisa menuliskan tema tulisan Anda dengan waktunya. Misalkan Anda menuliskan opini Anda tentang agustusan pada bulan agustus, atau menulis tentang perayaan tahun baru pada saat menjelang tahun baru. Tapi ini tergantung dari jenis tulisan Anda.
  • Sesuaikan dengan media masa yang Anda kirimkan Tentunya tulisan Anda juga harus sesuai dengan media masa yang bersangkutan. Karena media masa memiliki segmentasi tertentu ada yang tentang bisnis, politik, dan lain sebagainya. Dari media tersebut coba perhatikan bagian mana yang merupakan tulisan dari pengirim. Silakan lihat daftar media masa yang menerima tulisan. 
  • Jangan kirimkan ke banyak media masa sekaligus. Biasanya ada juga penulis yang langsung mengirim ke banyak media masa sekaligus. Sebaiknya hal ini dihindari. Kirim naskah Anda pada satu media masa. Jika ditolak, baru kirim ke media masa yang lainnya.

Diterbitkan oleh penerbit tentu merupakan hal yang paling diinginkan bagi para penulis. Sebelum Anda mengirimkan naskah ke penerbit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Siapkan Naskah Yang Sudah Rapi Jika kamu ingin karya kamu dihargai oleh editor penerbit dan diterbitkan, kamu juga tentunya harus menghargai karya kamu. Kamu harus siapkan naskah kamu yang sudah rapi. Bukan mengirimkan naskah yang masih berantakan. Apalagi mengirimkan naskah yang belum selesai. Perhatikan tata bahasa, penulisan yang benar, dan usahakan serapi mungkin.
  • Pilih Penerbit yang Sesuai dengan Jenis Naskah Kamu Sebelum mengirim naskah kamu, perhatikan apakah penerbit tersebut menerima naskah sesuai dengan naskah yang kamu kirimkan atau tidak. Misalkan tulisan kamu tentang Novel Islami. Tentu pilih penerbit yang menerbitkan Novel Islami. 
  • Perhatikan Tata Cara Pengiriman dan Ketentuan Mengirim Naskah Ke Penerbit yang bersangkutan Kamu juga harus memperhatikan tata cara dan ketentuan pengiriman naskah ke penerbit yang bersangkutan. Misal, ada penerbit yang hanya menerima naskah dalam bentuk cetak, ada pula penerbit yang menerima naskah dalam bentuk file lewat email. Dalam ketentuan pun biasanya penerbit berbeda-beda. Misalkan untuk penerbit tertentu mensyaratkan naskah 100-15 halaman, kemudian ketentuan margin, dan ketentuan lain sebagainya. 
  • Kirimkan Naskah Beserta Sinopsis dan Biodata Penulis Kirim naskah Anda beserta sinopsis dan biodata penulis. Jika perlu kirim pula proposal untuk meyakinkan penerbit yang bersangkutan. 
  • Jangan Mengirim Naskah Ke Beberapa Penerbit Sekaligus Ini etika yang perlu diperhatikan penulis. Kirimlah naskah Anda pada satu penerbit. Tunggu sampai penerbit tersebut menerima atau menolak naskah Anda. Kemudian Anda bisa kirim ke penerbit lainnya. Itulah cara dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengirim naskah ke penerbit. Pada penerbit mayor tidak semua naskah akan diterima. Hanya sebagian kecil naskah yang akan diterima. Lain halnya jika Anda mengirim ke penerbit indie yang pasti menerima naskah Anda. Tentu keduanya punya kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Setiap penulis pasti menginginkan bukunya terbit di sebuah penerbit. Nah, jika bukunya telah terbit lantas apa yang dilakukan penulis? Berikut adalah hal yang perlu dilakukan penulis:

  • Membantu Mempromosikan Bukunya Tentu setelah buku terbit tidak ada jaminan bahwa buku tersebut laris di pasaran. Penulis juga perlu membantu mempromosikan karyanya. Misalkan melalui socialk media atau pun seminar, bedah buku, dan lain sebagainya. Hal ini tidak wajib memang. Tapi tentu akan memberikan nilai tambah bagi penjualan bukunya. Seperti yang dilakukan Raditya Dika misalnya. Pada saat pertama kali bukunya terbit, ternyata bukunya Raditya Dika tidak terlalu laku di pasaran. Kemudian ia gencar berpromosi. Salah satu di antaranya dengan menyuruh pembacanya berfoto dengan bukunya dan menguploadnya di social media. Hingga kini buku-bukunya Raditya Dika selalu laris di pasaran.
  • Perbaiki Naskah Buku tersebut Setelah bukunya terjual dan dibaca banyak orang, tentu ada kritik dari pembaca. Jika dalam buku itu terdapat kesalahan atau sesuatu yang kurang tentu sebagai penulis harus memperbaikinya agar di cetakan berikutnya bukunya lebih baik lagi. 
  • Terus Berkarya Seorang penulis tentu bukan hanya menerbitkan 1 buku kemudian berhenti berkarya. Tapi seorang penulis sejati terus menghasilkan karya walau pun namanya telah melambung dan telah mendapatkan royalty yang melimpah sekalipun.

10 komentar:

  1. Terus semangat....✊
    Kisah yang sangat menginspirasi👍

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Masya Allah,Terima kasih Omjay sudah mampir.🙏
      Ini memberi semangat untuk saya agar serius di workshop belajar menulis😊

      Hapus
  3. Balasan
    1. Masya Allah, Terima kasih bunda telah meninggalkan jejak😍

      Hapus
  4. Alhamdulillah sudah ikut membacadi blog bu Marna yang keren ,semoga semakin semangat berkolaborasi dan bertulisan

    BalasHapus
  5. Saya sudah baca dan tetap semangat ya bu, semoga bisa ada kesempatan utk saling berkolaborasi dlm menulis.

    BalasHapus